BERITA
Mengenal Supply Chain Management 4.0 Di Era Bisnis Modern Ini
18 September 2024 | 08:18 WIBDunia sudah memasuki era industri 4.0, di mana mengkolaborasikan berbagai proses lini industri dengan adopsi inovasi berbasis teknologi.
Konsep ini tentunya juga mengubah paradigma dalam operasional bisnis menjadi lebih maju, yang salah satunya dikenal dengan supply chain 4.0.
Melalui konsep inovatif dan terbarukan yaitu supply chain 4.0, perusahaan dapat bekerja secara lebih cerdas dan efisien dalam mencapai tujuan utamanya.
Berlandaskan hal ini, dunia SCM juga mulai mengadaptasi teknologi terpadu seperti Internet of Things (IoT), big data, dan AI.
Mari kenali lebih lanjut mengenai supply chain 4.0, apa dampaknya, serta tips untuk menerapkannya!
Apa Itu Supply Chain 4.0?
Supply chain 4.0 adalah evolusi dari konsep manajemen rantai pasokan yang mengintegrasikan teknologi digital dan data besar untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi.
Konsep ini berkembang dengan tujuan untuk menciptakan sistem rantai pasokan yang lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan pasar dan permintaan konsumen.
Selain itu, supply chain 4.0 memfokuskan pada kolaborasi yang lebih baik antara berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasokan, berkat platform digital yang memudahkan komunikasi dan koordinasi.
Dengan integrasi teknologi ini, perusahaan dapat menganalisis data secara mendalam untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis.
Bagaimana Penerapan Supply Chain Management 4.0?
Menurut laporan McKinsey & Company, perusahaan yang mengadopsi teknologi supply chain management 4.0 dapat mengalami peningkatan keuntungan sebesar 10-20% dan pengurangan biaya operasional hingga 30% dalam lima tahun ke depan.
Perusahaan ini umumnya mulai penerapan supply chain management 4.0 melalui tiga komponen terbarukan, yakni Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data untuk memungkinkan pengawasan dan pengelolaan rantai pasokan secara real-time.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan rantai pasokan yang lebih adaptif dan proaktif, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan produk yang tepat waktu dan berkualitas tinggi.
Apa Saja Komponen Baru dari Versi 4.0?
Revolusi 4.0 pada alur supply chain muncul sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Para pakar yang bergerak pada bidang ini mulai melihat adanya peluang emas untuk mengubah landscape operasional menjadi lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut, perusahaan mulai mengintegrasikan konsep supply chain tradisional dengan teknologi terbaru, seperti IoT, AI dan machine learning, blockchain, big data, dan sistem automasi.
1. Internet of Things (IoT)
IoT berperan penting dalam supply chain 4.0 dengan menghubungkan berbagai perangkat dan sensor di seluruh rantai pasokan.
Sensor IoT dipasang pada barang, kendaraan, dan peralatan untuk memantau kondisi dan lokasinya secara real-time.
Melalui hal ini, memungkinkan perusahaan untuk melacak inventaris, mengoptimalkan rute pengiriman, dan memprediksi kebutuhan pemeliharaan peralatan, sehingga mengurangi gangguan dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning
AI dan machine learning digunakan untuk menganalisis data besar dan membuat prediksi yang lebih akurat tentang permintaan pasar, pola konsumsi, dan potensi gangguan.
Algoritma AI dapat membantu dalam perencanaan produksi, manajemen inventaris, dan pengoptimalan rantai pasokan dengan mengidentifikasi pola yang tidak tampak dan memberikan rekomendasi strategis untuk keputusan yang lebih baik.
3. Blockchain
Blockchain digunakan secara luas di berbagai industri untuk meningkatkan operasi rantai pasokan melalui peningkatan transparansi, visibilitas, kepatuhan, dan kolaborasi.
Dengan menggunakan teknologi ledger terdistribusi, blockchain memungkinkan pencatatan setiap transaksi atau pergerakan barang secara permanen dan dapat diaudit.
4. Analisi Big Data
Big data mengacu pada volume besar data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dalam rantai pasokan.
Analitik data besar memungkinkan perusahaan untuk memproses dan menganalisis data ini untuk mendapatkan wawasan berharga mengenai tren, kinerja, dan potensi masalah.
Dengan analitik canggih, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan strategis berdasarkan data yang terintegrasi dan terkini.
5. Sistem Berbasis Automasi
Otomatisasi memainkan peran penting dalam meningkatkan kecepatan dan akurasi proses dalam rantai pasokan.
Salah satu komponen pendukung adalah teknologi robotik yang dapat digunakan dalam gudang untuk menyortir, mengemas, dan mengirim barang dengan cepat, sementara sistem otomatisasi mempermudah manajemen inventaris dan pemrosesan pesanan.
Penerapan teknologi ini mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia untuk tugas-tugas repetitif dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Dampak Supply Chain Management 4.0
Transformasi ini tidak hanya mempengaruhi operasi internal, tetapi juga meredefinisi hubungan dengan pelanggan dan pemasok, membuka jalan bagi inovasi berkelanjutan dan keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar global.
1. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Perusahaan dapat memaksimalkan efisiensi proses melalui penerapan IoT dan sistem automasi.
Contohnya, adanya otomasi dapat mmebantu mengurangi kesalahan manusia serta memangkas biaya dan waktu.
Melalui riset yang dilakukan oleh McKinsey, adanya supply chain 4.0 dapat berpeluang dalam mengurangi biaya operasional sebesar 30% dan 75% lebih sedikit kehilangan penjualan selama dua atau tiga tahun kedepan.
2. Meningkatkan Visibilitas dan Transparansi
Menurut sebuah laporan dari Gartner, perusahaan yang menerapkan blockchain dalam rantai pasokan mereka mencatatkan peningkatan transparansi sebesar 40%, memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat keputusan lebih cepat dan tepat.
Adanya teknologi ini membantu perusahaan dalam memberikan akses secara real-time kepada semua data yang dibutuhkan, kepada seluruh stakeholder yang membutuhkan.
3. Meningkatkan Responsivitas Terhadap Pasar
Supply chain 4.0 memberikan perusahaan kemampuan untuk merespons perubahan permintaan pasar dengan lebih cepat.
Memanfaatkan AI dan analitik prediktif, perusahaan dapat mengidentifikasi perubahan tren lebih awal dan menyesuaikan strategi mereka dengan cepat.
Hal ini diperkuat melalui studi oleh Capgemini menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan AI dalam rantai pasokan mereka mampu meningkatkan responsivitas hingga 50%, memungkinkan mereka untuk lebih adaptif dalam menghadapi perubahan kondisi pasar.
Bagaimana Implementasi SCM 4.0 untuk Bisnis
Transformasi supply chain memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman positif bagi konsumen.
Saat ini, banyak organisasi mulai mengintegrasikan sistem supply chain 4.0 ke berbagai bagian bisnis yang sebelumnya terpisah, seperti manufaktur, logistik, perencanaan supply chain, layanan aftersales, dan untuk pemeliharaan.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan semua elemen ini secara digital agar sesuai dengan keadaan operasional yang ideal.
1. Merancang Desain Berdasarkan Karakter Konsumen
Pada tahap desain, perusahaan perlu meningkatkan informasi untuk memahami tren dan berinovasi berdasarkan kebutuhan konsumen.
Secara bertahap, mereka ingin mengembangkan produk dan aset yang lebih cerdas sesuai era industri 4.0, dilengkapi dengan sensor untuk menangkap data secara real-time setelah digunakan.
Selain itu, penting untuk memperhatikan manajemen siklus hidup produk yang sesuai, yang mengharuskan pengembangan produk terlibat dalam rantai pasokan sejak awal agar transformasi bisnis dapat berjalan efektif.
2. Rencanakan dengan Visibilitas Lintas Silo
Untuk menjadi lebih responsif dan mempercepat siklus perencanaan, perusahaan perlu menghubungkan berbagai departemen untuk mendapatkan gambaran secara real-time.
Gambaran ini biasanya berkaitan dengan stok persediaan dan permintaan untuk dapat menyeimbangkannya secara sinkron.
Agar efektif, manajemen biasanya membutuhkan sistem perencanaan yang terintegrasi, yang dapat menghapus batasan antar departemen, serta alat untuk melakukan simulasi yang memudahkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
3. Manufaktur dengan Fleksibilitas, Efisiensi, dan Kecepatan
Dalam hal manufaktur, kemampuan proses produksi yang canggih dan interaksi yang lebih baik dapat meningkatkan visibilitas di lantai pabrik, mengidentifikasi kemacetan dalam proses, dan mengontrol operasi dengan lebih baik.
Ini juga memungkinkan untuk menerapkan sistem yang lebih pintar, di mana jalur produksi yang kaku dapat diubah menjadi sel manufaktur yang fleksibel.
Dengan cara ini, organisasi dapat beralih dari produksi massal ke produksi yang lebih sesuai dengan permintaan khusus.
4. Pengiriman Tepat Waktu
Fase pengiriman memiliki peran yang cukup vital dalam supply chain karena dapat memengaruhi pengalaman konsumen secara langsung.
Kendaraan terhubung, misalnya, dapat mengoptimalkan rute pengiriman berdasarkan kondisi cuaca dan lalu lintas secara real-time, serta mendukung pelacakan dan pemantauan kondisi seperti suhu di dalam kompartemen freezer.
Teknologi baru yang melibatkan robot dan augmented reality juga dapat membantu staf, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat pengiriman produk kepada konsumen.
5. Mengadopsi Model Bisnis Baru
Akhirnya, banyak organisasi kini beradaptasi dengan model kerja baru yang memanfaatkan aset yang terhubung melalui Internet of Things (IoT).
Hal ini memungkinkan terciptanya model bisnis baru di mana produsen memiliki aset dan mengenakan biaya kepada pelanggan berdasarkan penggunaan, waktu aktif, atau metrik lainnya.